Jenis-Jenis Bukti Audit

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik mengharuskan auditor hadir di lokasi untuk memverifikasi keberadaan fisik dan kondisi aset. Aset yang dimaksud seperti properti, pabrik, peralatan dan aset lain yang merupakan bagian dari persediaan. Hal ini dilakukan supaya auditor dapat memverifikasi secara fisik bahwa entitas benar-benar memiliki persediaan yang tercantum di neraca dalam penyimpanannya.

 

Konfirmasi

Konfirmasi adalah di mana auditor mengirimkan surat edaran kepada pihak eksternal atau internal untuk mengkonfirmasi saldo di neraca. Pihak eksternal biasanya termasuk bank, pemasok, pelanggan dan kadang-kadang, pengacara. Konfirmasi umumnya digunakan ketika mengaudit kas dan saldo bank, piutang usaha dan utang usaha.

 

Bukti Dokumenter

Bukti dokumenter adalah tempat auditor mengumpulkan informasi seperti catatan keuangan, perjanjian, dan dokumen relevan lainnya dari sumber internal dan eksternal. Auditor kemudian akan meninjau atau melihat dokumen-dokumen ini untuk mengumpulkan informasi yang mereka butuhkan.

 

Bukti Lisan

Informasi yang diperoleh dari penyelidikan personel yang berbeda dalam entitas. Bukti lisan biasanya digunakan sebagai dukungan tambahan yang akan digunakan auditor untuk memastikan bahwa dia telah memperoleh pemahaman yang memadai tentang proses tertentu. Hal ini sangat penting karena pemahaman yang salah atas suatu transaksi atau proses internal dapat menyebabkan auditor memperoleh bukti audit yang tidak tepat.

 

Sistem Akuntansi

Melalui sistem akuntansi, auditor dapat memperoleh semua informasi yang relevan yang berkaitan dengan laporan keuangan. Sama seperti bukti lisan, bentuk bukti ini mungkin bukan yang terbaik karena dibuat secara internal. Bukti ini perlu dikuatkan dengan bukti pemeriksaan yang lain untuk meningkatkan objektivitas.

Kinerja Ulang

Kinerja ulang adalah di mana auditor melakukan kembali apa yang telah dilakukan klien langkah demi langkah untuk mengidentifikasi potensi risiko dan kesalahan dalam proses yang relevan. Kinerja ulang biasanya diterapkan oleh auditor ketika menguji pengendalian internal klien.

 

Bukti Observasi

Bukti observasi biasanya diperoleh dari pengamatan yang dilakukan oleh auditor pada proses-proses tertentu. Hal ini digunakan terutama dalam proses pengendalian internal untuk membantu mengidentifikasi risiko pengendalian. Apabila pengamatan digunakan sebagai Bukti Audit untuk menarik suatu kesimpulan, disarankan untuk menguatkannya dengan Bukti Audit yang lain seperti bukti dokumenter untuk meningkatkan keandalannya.

 

Mitra Konsultindo Group

Konsultan Pajak | Jasa Pembukuan, Akuntansi, Laporan Keuangan | Audit | Konsultan Manajemen Bisnis | Pembuatan / Pendirian Perusahaan, Ijin / Izin Usaha | Solusi Bisnis & Keuangan Lainnya

Hotline (Call/WA/SMS): 082-11-22-900-33

Website: mitrakonsultindo.co.id

Tags :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *